Wednesday, July 29, 2015

TULANGMU KOK KEROPOS?

ALS

Tulang sebagai jaringan yang hidup terus menjalani proses pembaharuan setiap tahunnya 20-30% terjadi pergantian tulang yang baru dimana osteoclast sipembongkar tulang sementara osteoblast pembangun matrik tulang selanjutnya dimineralisasi dengan kalsium.
Puncak kepadatan tulang diusia 20 -25 tahun haruslah didukung pola makan seimbang agar dicapai puncak massa tulang yang optimal dengan harapan tersedia tabungan tulang yang besar.
Namun perlu diketahui setelah umur 35tahun akan terjadi pengurangan kepadatan tulang sebesar 1-2% pertahun sebagai akibat penyerapan tulang lebih besar daripada pembentukan tulang.
Stadium permulaan disebut osteophenia terjadi pelemahan tulang pada tahap selanjutnya terjadi pengeroposan tulang yang dikenal dengan osteoporesis yang rawan patah(fraktur).
Osteoporesis biasanya tanpa gejala nyata tanpa disadari penderitanya merupakan silent disease sehingga mudah terjadi fraktur spontan oleh karena berat badan atau hanya trauma ringan.
Fraktur biasanya terjadi pada tulang belakang dan tulang pinggul yang sangat riskan bagi lansia bisa menyebabkan kelumpuhan,beban berat perekenomian keluarga bahkan kematian.
Berdasarkan data International Foundation Fact Sheet hampir satu dari lima wanita diatas usia 50 tahun mengalami satu atau dua kali patah tulang belakang(fraktur vertebralis).
Sesudah mengalami fraktur vertebralis yang pertama dalam kurun waktu satu tahun resiko terulang patah tulang sebanyak lima kali lipat.oleh karena itu pencegahan fraktur mutlak.
Kesadaran masyarakat tentang resiko patah tulang rendah sehingga kematian akibat fraktur vertebralis sampai 12-20% dalam satu tahun terakhir diperkirakan sekitar 80% penduduk dunia dalam resiko terkena osteoporesis.Berdasarkan data Perhimpunan Osteoporesis Indonesia(Perosi) tahun 2007 resiko osteoporesis pada wanita diatas 50 tahun adalah 32,3% sedangkan pria dengan usia yang sama 28,8% salah satui faktornya karena asupan kalsium pada wanita rendah dibandingkan pria.
Pria lebih banyak menderita osteopoersis dibawah usia 55 tahun sedangkan wanita diatas usia 55 tahun diduga karena faktor hormon dan menopause.
Padahal osteoporesis bisa dicegah dengan pola hidup sehat,rajin jalan kaki dan cukup vitamin D dan sinar matahari asupan kalsium harian yang cukup lewat minum susu,sayuran dan suplemen karena 99% kalsium tubuh berada ditulang bila kalsium rendah tanpa asupan akan diambil dari tulang.Namun bila karena faktor lanjut usia,jenis kelamin,riwayat keluarga,etnis memang tak bisa dicegah.Dianjurkan asupan kalsium untuk pria dan wanita premenopause 800-1000 mg perhari dan untuk wanita paska menopause 1000-1200 mg/hari namun jangan melebihi 500mg setiap kali atau tak melebihi 2000 mg perhari untuk mencegah batu ginjal.Hindari minum alkohol,merokok.diet tinggi garam(diatas 3 gram/hari),teh dan kopi. makan daging berlebihan karena menghambat penyerapan kalsium dan diet yang ketat..Kecenderungan terjadi osteoporesis adalah wanita yang haid pertama terlambat,kurus dan kecil,menopause dini,dan riwayat famili dengan osteoporesis.
Faktor penyakit dan obat obatan seperti tidak haid berkepanjangan,paska operasi indung telur atau usus kecil,penyakit thiroid ,diabetes mellitus dan pemakaian obat kortikosteroid jangka panjang juga cenderung didera osteoporesis.
Bila perlu konsul dokter untuk pemeriksaan kadar estrogen darah pada wanita dan testosteron pada pria karena hormon tersebut dapat mencegah pencurian kalsium dari tulang dan skrening kepadatan tulang untuk wanita pada umur 45 tahun dan pria diumur 55 tahun mulai dengan test semenit resiko osteoporesis dilanjutkan dengan pemeriksaan Bone Density plus Dual Energy X Ray Absorbtionmetri.
Untuk menjaga kepadatan tulang agar tak mudak keropos tampaknya olahraga sangat penting namun harus disesuaikan dengan usia dan kondisi fisik seseorang.
Bila usia diatas 50 tahun sebaiknya olahraga ringan seperti jalan cepat,sepeda santai,berenang hindarkan olahraga aerobik.bila mungkin setengah jam setiap hari atau mimimal 3x seminggu.
Senam osteoporesis merupakan pilihan lainnya.dimana gerakannya khas untuk menggerakkan sendi bukan memacunya karena sendi lansia hanya membutuhkan gerakan.
Pesan terakhir bila fraktur jangan dibawa kedukun pijat yang belum ditatar.


Dikutip dan disusun oleh ALS :Semarang 29 Juli 2005, jam 16.39

No comments:

Post a Comment